Waktu Maghrib 2 kembali menghidupkan ketakutan akan sosok jahat Jin Ummu Sibyan, dua dekade setelah teror pertama di Desa Jatijajar. Kali ini, desa Giritirto menjadi panggung utama bagi kengerian baru yang muncul saat sekelompok anak-anak secara tidak sadar memanggil kekuatan gelap saat senja.
Meskipun menghadirkan intensitas yang lebih tinggi, film ini tetap tak luput dari berbagai kritik yang menyertainya. Mari kita bahas lebih lanjut melalui ulasan mendalam berikut ini.
Sinopsis Waktu Maghrib 2: Teror yang Kembali di Senja Hari
Film ini melanjutkan kisah dari film pertamanya yang sukses besar di kancah horor lokal. Jin Ummu Sibyan, entitas jahat dari mitos Jawa, kembali menghantui kehidupan warga desa. Cerita berawal dari perselisihan anak-anak yang kemudian melemparkan sumpah sembarangan di waktu maghribβpemicu utama datangnya kengerian.
Sutradara Sidharta Tata menunjukkan kebolehannya dalam mengarahkan atmosfer horor tanpa perlu banyak efek yang terkesan buatan. Beberapa sekuens kejar-kejaran dan elemen gore terasa lebih berani dan mencekam, meskipun intensitas ini tidak selalu konsisten sepanjang film.
Upgrade Teknis dan Penyutradaraan yang Meningkat
Dari sisi teknis, Waktu Maghrib 2 tampak lebih percaya diri. Cinematography-nya menangkap lanskap desa dengan apik, menambah kedalaman atmosfer dan memperkuat rasa keterasingan yang cocok untuk film horor.
Pujian patut diberikan kepada Sidharta Tata yang tidak hanya mempertahankan formula film pertamanya tetapi juga menambahkan unsur baruβseperti pendekatan ala zombie flick dalam beberapa adegan. Walaupun hal ini memberi nuansa segar, sayangnya tidak semua penonton menyambut baik pergeseran tersebut.
Penampilan Pemeran: Antara Brilian dan Biasa Saja
Salah satu daya tarik utama film ini adalah penampilan aktris cilik Anantya Kirana sebagai Wulan. Ia tampil luar biasa, baik dalam dialog, ekspresi, maupun adegan kerasukan. Bahkan, aktingnya disebut sebagai sorotan utama dari keseluruhan film.
Di sisi lain, karakter Omar Daniel dan pemeran lain terasa kurang menggigit. Mereka cenderung tampil datar dan tidak memberi dampak signifikan terhadap perkembangan cerita. Karakter Adi yang seharusnya menjadi jembatan dari film pertama malah terasa seperti tempelan.
Plot, Pacing, dan Cerita: Template Lama dengan Teror yang Lebih Banyak
Cerita masih menggunakan formula lamaβkesurupan, kematian, jumpscareβnamun kali ini dalam jumlah lebih banyak. Namun, eksplorasi lore Ummu Sibyan tetap dangkal. Ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa entitas ini muncul hanya saat tertentu, dan mengapa tidak ada pembangunan mitologi yang lebih dalam?
Adegan pembuka yang kasar secara CGI juga membuat beberapa penonton kehilangan minat sejak awal. Sound effect yang terlalu keras serta beberapa dialog yang terasa repetitif dan tidak berkembang menambah kesan hambar pada paruh kedua film.
Apa yang Membuat Film Ini Masih Layak Ditonton?
Meski memiliki kekurangan, film ini tetap menghadirkan elemen hiburan khas horor Indonesia. Humor yang disisipkan terasa mengalir, beberapa jump scare berhasil mengejutkan, dan suasana desa yang hidup membantu menambah nuansa realis dari cerita.
Film ini ideal bagi penonton yang mencari horor seru untuk hiburan semata, bukan yang mendalam atau penuh makna. Ini adalah film horor dengan niat menghibur dan menakut-nakuti tanpa harus berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan.
Ketersediaan Streaming Waktu Maghrib 2 di Indonesia
Catatan penting: Saat artikel ini ditulis (Mei 2025), Waktu Maghrib 2 belum tersedia untuk ditonton secara streaming resmi.
Namun, berdasarkan tren perilisan film lokal sebelumnya, ada kemungkinan besar film ini akan tersedia di platform seperti:
- Netflix Indonesia
- Disney+ Hotstar
- Amazon Prime Video
- Vidio
πΊ Cek ketersediaan film secara berkala di:
π https://www.justwatch.com/id/movie/waktu-maghrib-2
Rating Pribadi: 2.5 dari 5 Bintang
β Penampilan Anantya Kirana yang memukau
β Atmosfer horor desa yang otentik
β CGI kasar di awal film
β Plot datar dengan karakter tak berkembang
β Terasa seperti pengulangan dari film pertama
Kesimpulan: Waktu Maghrib 2, Film Seru Tapi Tak Lebih Baik dari Pendahulunya
Sebagai sekuel, Waktu Maghrib 2 gagal sepenuhnya untuk menyamai orisinalitas dan kejutan dari film pertamanya. Meskipun meningkat dari segi teknis, film ini masih terasa repetitif dan melelahkan dalam beberapa bagian. Karakter yang kurang berkembang dan resolusi konflik yang terburu-buru membuat film ini kehilangan momentum yang seharusnya bisa menjadi penutup yang memuaskan.
Tetapi jika kamu penggemar horor Indonesia dan menyukai sajian menegangkan khas waktu maghrib, film ini tetap layak ditontonβsetidaknya sekali. Namun, jangan berharap terlalu banyak. Dan, seperti pesan moral filmnya, jangan sembarangan mengucap sumpah di waktu maghrib.
FAQ Seputar Waktu Maghrib 2
Apakah Waktu Maghrib 2 harus ditonton setelah film pertamanya?
Idealnya iya. Karena beberapa karakter dan alur cerita terhubung dengan film pertama.
Apakah film ini cocok ditonton anak-anak?
Tidak disarankan. Film ini mengandung unsur gore, jumpscare, dan tema kerasukan.
Berapa rating film ini menurut kritikus?
Bervariasi. Beberapa memberi nilai 2, sebagian lain 3. Rata-rata berada di angka 2.5.
Kapan film ini akan tersedia di platform streaming?
Belum ada informasi resmi. Namun kemungkinan besar akan tayang di Netflix, Vidio, atau Disney+ Hotstar.
Apakah ada karakter dari film pertama yang kembali?
Ya, karakter Adi kembali, tetapi pengembangannya tidak maksimal.
Apa keunggulan utama film ini?
Cinematografi dan akting Anantya Kirana yang menonjol dibandingkan aspek lainnya.