Pendahuluan
Panggil Aku Ayah (2025) adalah remake dari film Korea populer Pawn (2020), yang kini diadaptasi ke dalam latar dan budaya Indonesia oleh sutradara Benni Setiawan. Film ini menggabungkan drama keluarga, humor ringan, dan kisah emosional yang menguji hati. Dengan jajaran pemain seperti Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, Myesha Lin, dan Tissa Biani, film ini mencoba membangun ulang kehangatan dan kedalaman emosional yang dulu sukses memikat penonton versi aslinya.
Sayangnya, saat artikel ini ditulis, film ini belum tersedia di layanan streaming Indonesia. Namun, berdasarkan tren film Visinema sebelumnya, besar kemungkinan Panggil Aku Ayah akan hadir di platform seperti Netflix, Prime Video, atau Vidio dalam beberapa bulan mendatang. Untuk memantau ketersediaannya, cek tautan resmi JustWatch di sini: https://www.justwatch.com/id/movie/panggil-aku-ayah
Sinopsis Singkat
Cerita berawal dari Intan kecil (Myesha Lin) yang dijadikan jaminan utang oleh ibunya (Sita Nursanti) sebelum berangkat menjadi Tenaga Kerja Indonesia. Dua penagih utang, Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan sepupunya Tatang (Boris Bokir), awalnya hanya berniat memastikan utang dibayar, namun perlahan mulai merawat Intan seperti anak sendiri.
Kehangatan ini berkembang menjadi hubungan keluarga tak biasa—tanpa ikatan darah, tetapi dipenuhi rasa sayang. Namun, konflik memuncak ketika Intan harus berpisah, dan keduanya sadar bahwa mereka telah menjadi sosok ayah dalam hidup sang gadis kecil.
Analisis dan Ulasan
1. Kekuatan Film
- Akting: Myesha Lin (Pacil) benar-benar mencuri perhatian. Chemistrynya dengan Ringgo Agus Rahman terasa natural, hangat, dan mengundang simpati penonton.
- Penyutradaraan: Benni Setiawan piawai mengolah emosi tanpa berlebihan. Detail latar seperti rumah, gang sempit, hingga penggunaan bahasa Sunda memberi nuansa lokal yang kuat.
- Adaptasi Budaya: Tidak sekadar menyalin naskah asli, tetapi mengindonesiakan konteks cerita agar terasa relevan.
2. Kekurangan
- Pace Menurun di Paruh Kedua: Setelah Pacil dewasa muncul, energi cerita agak melemah. Transisi emosional menjadi terlalu mellow dan kehilangan momentum awal.
- Ending Kurang Rapi: Beberapa penonton merasa klimaksnya tergesa-gesa, dan ada adegan emosional yang terasa dipaksakan.
3. Perbandingan dengan Versi Asli (Pawn)
- Versi Korea terasa lebih tulus dan rapi secara emosional.
- Versi Indonesia unggul pada sentuhan lokal dan dialog yang terasa akrab bagi penonton domestik.
Rating Akhir: ⭐⭐⭐⭐ (4/5)
Aspek | Nilai (1-5) | Catatan |
---|---|---|
Akting | ⭐⭐⭐⭐ (4) | Myesha Lin & Ringgo Agus Rahman luar biasa, chemistry kuat. |
Cerita & Naskah | ⭐⭐⭐⭐ (4) | Adaptasi baik, meski pacing akhir agak menurun. |
Penyutradaraan | ⭐⭐⭐⭐ (4) | Sensitif dan emosional, latar lokal terasa nyata. |
Sinematografi | ⭐⭐⭐⭐ (4) | Detail visual diperhatikan, atmosfer sederhana namun hangat. |
Musik & Tata Suara | ⭐⭐⭐⭐ (4) | Mendukung suasana, tidak mendominasi. |
Nilai Emosional | ⭐⭐⭐⭐½ (4.5) | Mengharukan tanpa terlalu melodrama, walau akhir agak dipaksakan. |
Rata-Rata | 4 | Layak tonton, terutama bagi pecinta drama keluarga. |
Prediksi Layanan Streaming di Indonesia
Berdasarkan tren perilisan film Visinema sebelumnya, Panggil Aku Ayah berpotensi hadir di:
- Netflix Indonesia
- Prime Video
- Vidio
- Disney+ Hotstar (kemungkinan kecil, tapi tidak menutup peluang)
Pantau terus di JustWatch untuk update resmi.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Panggil Aku Ayah adalah adaptasi yang solid, menggabungkan kekuatan akting, detail lokal yang otentik, dan kisah penuh emosi tentang keluarga tanpa ikatan darah. Meski pacing paruh kedua sedikit menurun dan endingnya tidak setajam versi aslinya, film ini tetap mampu meninggalkan aftertaste emosional yang lama di hati penonton.
Bagi kamu yang suka Miracle in Cell No. 7 atau Keluarga Cemara, film ini adalah tontonan wajib.
Kalau kamu pencinta film drama keluarga yang mengaduk-aduk perasaan, pastikan untuk menonton Panggil Aku Ayah di bioskop selagi masih tayang. Dan setelah rilis digital, jangan lupa masukkan ke daftar tontonanmu di Netflix atau Prime Video.
Bagikan juga pengalaman menontonmu di media sosial dengan hashtag #PanggilAkuAyah — siapa tahu kisahnya juga menyentuh hati teman-temanmu.