Nonton dan Review Film Norma: Antara Mertua dan Menantu (2025)
Norma: Antara Mertua dan Menantu (2025)

Nonton dan Review Film Norma: Antara Mertua dan Menantu (2025)

Diposting pada

Film Norma: Antara Mertua dan Menantu (2025) menjadi salah satu film yang paling banyak dibicarakan tahun ini. Diangkat dari kisah nyata yang sempat viral pada 2022, film ini menghadirkan drama perselingkuhan yang penuh intrik dan emosi. Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, dengan skenario yang ditulis oleh Oka Aurora dan Norma Risma, film ini mengusung tema hubungan terlarang antara menantu dan mertua yang mengguncang sebuah rumah tangga.

Dibintangi oleh Tissa Biani Azzahra, Yusuf Mahardika, dan Wulan Guritno, Norma: Antara Mertua dan Menantu berhasil memancing perasaan penonton dengan jalan cerita yang kompleks dan akting yang solid. Namun, apakah film ini benar-benar layak ditonton? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.


Sinopsis Film Norma: Antara Mertua dan Menantu

Norma (Tissa Biani) baru saja menikah dengan Irfan (Yusuf Mahardika) dan berharap pernikahannya akan bahagia. Keluarganya menerima Irfan dengan baik, bahkan suaminya memiliki hubungan yang dekat dengan ibunya, Ambu (Wulan Guritno). Namun, di balik kehangatan keluarga ini, ada sebuah rahasia kelam yang perlahan terungkap: Irfan berselingkuh dengan ibu mertuanya sendiri.

Hubungan terlarang ini menjadi bencana besar bagi Norma dan keluarganya. Pengkhianatan ini bukan hanya melukai hatinya, tetapi juga merusak keharmonisan rumah tangga yang seharusnya menjadi tempat berlindung. Bagaimana Norma menghadapi kenyataan pahit ini? Apakah ada jalan keluar dari hubungan yang telah ternoda oleh kepercayaan yang dikhianati?


Review Mendalam: Kelebihan dan Kekurangan

1. Akting yang Kuat dan Menggugah Emosi

Salah satu keunggulan utama film ini adalah akting para pemainnya. Tissa Biani sukses memerankan karakter Norma yang penuh luka dan kekecewaan. Ekspresi wajahnya yang natural membuat penonton ikut merasakan penderitaannya.

Sementara itu, Wulan Guritno sebagai Ambu tampil luar biasa. Meskipun minim dialog, bahasa tubuh dan ekspresi wajahnya mampu berbicara banyak. Transformasi karakternya dari seorang ibu yang hangat menjadi sosok yang penuh rahasia terasa begitu nyata.

Sayangnya, Yusuf Mahardika sebagai Irfan tidak memberikan performa terbaiknya. Ada beberapa adegan yang terasa kaku dan kurang meyakinkan, terutama dalam membangun chemistry dengan Wulan Guritno.

2. Alur Cerita yang Dramatis, Namun Cenderung Berlebihan

Film ini memiliki alur yang cukup menarik di awal. Konflik dibangun secara perlahan, membuat penonton penasaran dengan kelanjutan cerita. Namun, memasuki pertengahan, film mulai terasa sedikit berlebihan dengan adegan-adegan yang terlalu dramatik dan kurang realistis.

Beberapa adegan perselingkuhan terasa dipaksakan tanpa adanya build-up yang kuat. Penonton tidak diberikan cukup alasan yang masuk akal mengapa hubungan terlarang ini bisa terjadi, sehingga terasa kurang natural dibandingkan film bertema serupa seperti Ipar adalah Maut.

3. Nuansa Sinetron yang Kental

Bagi penonton yang mengharapkan drama dengan pendekatan yang lebih subtil dan realistis, Norma mungkin terasa terlalu sinetronik. Beberapa adegan dibuat terlalu panjang dan emosinya dipaksakan, membuat film ini terasa seperti drama televisi yang diangkat ke layar lebar.

Namun, bagi yang menikmati tontonan penuh intrik dan emosi, film ini bisa menjadi hiburan yang cukup menghibur, terutama jika ditonton bersama teman atau keluarga.

4. Isu yang Diangkat: Lebih dari Sekadar Perselingkuhan

Meskipun tema utamanya adalah perselingkuhan, film ini juga menyentuh isu yang lebih dalam, seperti kompleksitas hubungan keluarga, objektifikasi perempuan, dan dampak psikologis dari pengkhianatan. Film ini memberikan perspektif baru dalam melihat dinamika rumah tangga yang hancur karena perbuatan terlarang.


Performa Teknis: Sinematografi & Penyutradaraan

Dari segi teknis, film ini memiliki sinematografi yang cukup baik. Guntur Soeharjanto berhasil menangkap suasana emosional dalam setiap adegan dengan komposisi gambar yang menarik.

Namun, ada beberapa kekurangan dalam penyuntingan. Beberapa adegan terasa terlalu panjang dan kurang efektif, membuat ritme film menjadi agak lambat, terutama di awal.


Rating: ⭐⭐⭐ (3/5)

Secara keseluruhan, Norma: Antara Mertua dan Menantu adalah film drama yang cukup menghibur, meskipun memiliki beberapa kelemahan dalam storytelling dan eksekusi. Jika Anda menyukai film dengan konflik rumah tangga yang penuh intrik dan emosi, film ini layak untuk ditonton.

Kelebihan:
✔️ Akting kuat dari Tissa Biani & Wulan Guritno
✔️ Konflik yang menarik dan penuh emosi
✔️ Sinematografi yang cukup baik

Kekurangan:
❌ Nuansa sinetron yang terlalu kental
❌ Beberapa adegan terasa berlebihan & kurang realistis
❌ Akting Yusuf Mahardika kurang maksimal


Dimana Bisa Menonton Film Ini?

(Catatan: Saat artikel ini ditulis, film ini masih belum tersedia di layanan streaming.)

Prediksi kami, Norma: Antara Mertua dan Menantu kemungkinan besar akan segera tersedia di beberapa platform streaming di Indonesia, seperti:

  • Netflix
  • Disney+ Hotstar
  • Prime Video
  • Vidio

Untuk memantau ketersediaannya secara real-time, kunjungi JustWatch.

Ingin tahu lebih banyak update tentang film ini? Kunjungi Instagram resminya di @filmnorma.


Film Norma: Antara Mertua dan Menantu adalah tontonan yang cukup menarik, terutama bagi penonton yang menyukai drama rumah tangga penuh konflik. Dengan akting yang memukau dari beberapa pemainnya dan alur cerita yang emosional, film ini mampu membuat penonton larut dalam kisah Norma yang tragis.

Bagi yang penasaran dengan kisahnya, tunggu kehadiran film ini di layanan streaming favorit Anda! Jangan lupa untuk berbagi pendapat setelah menonton, apakah menurut Anda film ini layak mendapatkan rating lebih tinggi atau justru sebaliknya? Tulis komentar Anda di bawah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *