Nonton dan Review Film Angkara Murka (2025) - Ketika Horor, Kritik Sosial, dan Sinema Berkualitas Berpadu Satu
Angkara Murka (2025)

Nonton dan Review Film Angkara Murka (2025) – Ketika Horor, Kritik Sosial, dan Sinema Berkualitas Berpadu Satu

Diposting pada

Sinopsis Film Angkara Murka (2025)

“Angkara Murka” atau berjudul internasional Mad of Madness merupakan debut penyutradaraan panjang dari Eden Junjung, sutradara muda yang langsung mencuri perhatian lewat pendekatannya yang berbeda dalam genre horor. Film ini berkisah tentang Ambar (diperankan dengan luar biasa oleh Raihaanun), seorang ibu muda yang dipaksa bekerja di tambang pasir setelah suaminya, Jarot (Aksara Dena), menghilang secara misterius.

Namun, kehidupan keras tambang bukan satu-satunya horor yang dihadapi Ambar. Perlahan, ia diseret ke dalam misteri kelam yang mencakup sosok-sosok mistis, trauma lama, dan kekejaman manusia yang jauh lebih mengerikan dari hantu mana pun.


Horor yang Sarat Makna Sosial dan Lingkungan

Film ini tidak hanya menyajikan elemen menegangkan khas horor, tetapi juga menggali dalam tema sosial seperti eksploitasi buruh tambang, ketimpangan kekuasaan, patriarki, serta kerusakan lingkungan. Tambang pasir ilegal di lereng Gunung Merapi menjadi simbol kekuasaan tak terkendali, di mana manusia dan alam dikorbankan demi keuntungan segelintir elit.

Ambar bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga perlawanan. Perjalanan karakternya dari ketakutan menuju keberanian menjadi jantung narasi yang kuat dan penuh resonansi.


Kekuatan Sinematografi dan Suasana

Sinematografi film ini layak diacungi jempol. Nuansa gelap, kabut, dan pencahayaan natural di lokasi tambang menghadirkan atmosfer muram yang menguatkan ketegangan. Desain suara yang detail menambah imersi horor, meskipun beberapa adegan aksi dan CGI terlihat belum sempurna.

Walau minim jump scare, film ini membangun horor secara perlahan (slow-burn) yang menggugah rasa penasaran. Penonton dibuat bertanya-tanya: “Apa sebenarnya yang terjadi di balik semua ini?”


Akting Solid, Tapi Tidak Semua Karakter Digali Maksimal

Raihaanun sebagai Ambar menjadi pilar utama film ini, menunjukkan kekuatan emosi dalam ekspresi minim dialog. Simhala Avadana dan Whani Darmawan juga tampil meyakinkan sebagai karakter misterius dan antagonistik.

Namun, pengembangan beberapa karakter pendukung terasa datar. Anak Ambar, misalnya, kurang mendapat porsi dramatis yang mendalam. Beberapa subplot terasa menggantung tanpa penjelasan yang cukup.


Analisis Naratif dan Gaya Teatrikal

Struktur naratif dibagi ke dalam tiga babak yang sangat teknis. Babak pertama cukup lambat dan repetitif, namun itu membangun atmosfer sunyi dan mencekam. Babak kedua masuk ke dinamika sosial dan misteri. Babak ketiga menjadi pay-off emosional dan penuh klimaks, meskipun adegan ritual dan penampakan makhluk mistis terasa kurang menohok.

Eden Junjung membawa gaya teatrikal dalam penyutradaraan yang bisa jadi membagi penonton—beberapa menganggapnya artistik, sementara lainnya merasa terlalu dibuat-buat.


Pesan Moral dan Kritik Sosial

“Angkara Murka” menyuguhkan pesan kuat: terkadang horor paling nyata bukan berasal dari setan, tetapi dari manusia. Film ini menyentil praktik penindasan sistemik di sektor tambang dan bagaimana elite kekuasaan menggunakan ketakutan (baik supranatural maupun kekerasan) sebagai alat kendali.

Ada juga sindiran terhadap konflik horizontal yang sengaja diciptakan oleh pemilik modal untuk melemahkan solidaritas buruh. Ini memperlihatkan kompleksitas politik kelas dan pentingnya kesadaran kolektif.


Kekurangan Film

Beberapa kekurangan tidak bisa diabaikan:

  • CGI kurang halus
  • Beberapa adegan terlalu gelap secara visual
  • Karakterisasi tidak merata
  • Beberapa aspek horor mistis kurang menggigit

Namun, semua ini masih tertutupi oleh kekuatan naratif dan sinematografi.


Rating: ⭐⭐⭐⭐ (4/5)

Sebagai debut film panjang, Angkara Murka adalah pencapaian yang patut diapresiasi. Film ini tidak hanya memberikan pengalaman horor, tetapi juga membuka ruang diskusi sosial dan ekologis yang jarang disentuh oleh horor mainstream Indonesia.


Ketersediaan dan Streaming di Indonesia

(Saat artikel ini ditulis – Mei 2025) film Angkara Murka belum tersedia untuk layanan streaming resmi. Namun, berdasarkan tren distribusi film-film festival Indonesia sebelumnya, kemungkinan besar film ini akan hadir di platform seperti KlikFilm, Bioskop Online, atau Netflix Indonesia.

Pantau terus informasi streaming resminya melalui tautan berikut: 👉 JustWatch – Angkara Murka (Mad of Madness)


Kesimpulan

Angkara Murka adalah film horor yang berbeda. Ia menggugah, menggelisahkan, dan menyuarakan ketidakadilan dengan gaya visual yang kuat dan performa akting yang solid. Meski tidak sempurna, film ini membuka babak baru dalam dunia horor Indonesia—yang tak sekadar menakutkan, tapi juga bermakna.


Ayo Nonton dan Dukung Film Lokal!

Sudah saatnya kita mendukung sineas lokal dengan menonton karya-karya penuh kualitas seperti Angkara Murka. Jika kamu pencinta horor, film ini akan memberikan pengalaman menonton yang berbeda dari biasanya. Jangan lupa share artikel ini jika menurutmu film ini layak dapat perhatian lebih!

🎬 Tebak Judul Film dari Emoji!

Skor: 0

Pertanyaan: 1 dari 5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *