Nonton dan Review Film: Rich Flu (2024) – Satire Sosial yang Ambisius, tetapi Gagal Total?
Rich Flu (2024)

Nonton dan Review Film: Rich Flu (2024) – Satire Sosial yang Ambisius, tetapi Gagal Total?

Diposting pada

Pendahuluan

Film Rich Flu (2024) disutradarai oleh Galder Gaztelu-Urrutia, sosok yang sebelumnya terkenal lewat film The Platform (2019). Kali ini, ia kembali dengan konsep yang tak kalah nyeleneh—sebuah penyakit misterius yang membunuh para orang kaya. Film ini mencoba mengeksplorasi kritik sosial tentang kekayaan dan kapitalisme, tetapi apakah eksekusinya sebaik idenya? Simak ulasan lengkapnya!


Sinopsis Rich Flu (2024)

Di dunia yang mulai dikuasai ketakutan, muncul penyakit mematikan yang secara misterius hanya menyerang orang-orang terkaya. Mula-mula, para miliarder tewas satu per satu, lalu diikuti oleh jutawan, hingga akhirnya siapa pun yang memiliki kekayaan mulai menjadi sasaran penyakit ini. Akibatnya, dunia mengalami chaos, dengan para orang kaya berlomba-lomba membuang harta mereka agar tidak terkena penyakit.

Di tengah kekacauan ini, Laura Palmer (diperankan oleh Mary Elizabeth Winstead), seorang produser film sukses, harus berjuang menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari kehancuran. Namun, seiring berjalannya waktu, misteri seputar penyakit ini semakin dalam, dan pertanyaannya bukan lagi siapa yang akan selamat, tetapi seberapa jauh seseorang rela pergi untuk mempertahankan hidupnya.


Ulasan Film Rich Flu (2024)

1. Konsep Brilian, Eksekusi Berantakan

Tak dapat disangkal, ide utama film ini sangat menarik—sebuah virus yang hanya menyerang orang kaya adalah gagasan satir yang tajam terhadap kapitalisme. Namun, masalahnya adalah film ini tidak tahu arah yang ingin dituju. Apakah ini thriller? Satire sosial? Drama psikologis? Atau semua sekaligus?

Akibatnya, Rich Flu terasa seperti film yang setengah matang. Babak pertama cukup menjanjikan dengan gambaran bagaimana masyarakat bereaksi terhadap penyakit ini. Sayangnya, setelah itu, film kehilangan fokus dan terasa bertele-tele.

2. Karakter Tidak Memiliki Emosi yang Kuat

Mary Elizabeth Winstead tampil solid, tetapi karakternya terasa kurang emosional. Sebagai karakter utama, ia seharusnya menjadi pusat perhatian yang membuat kita peduli. Namun, alih-alih membangun koneksi dengan penonton, film ini justru membuatnya terasa datar dan tidak menarik.

Tak hanya Laura, karakter lainnya juga kurang dikembangkan. Hubungan antar karakter terasa dangkal, sehingga tidak ada keterikatan emosional yang membuat kita peduli terhadap nasib mereka.

3. Kritik Sosial yang Gagal Menggigit

Sebagai film yang ingin mengkritik kesenjangan ekonomi, Rich Flu justru terasa setengah-setengah. Alih-alih memberikan satir yang tajam seperti Parasite (2019) atau Triangle of Sadness (2022), film ini lebih sering terjebak dalam kebingungan naratif.

Beberapa adegan memang menyindir keras kehidupan para elit kaya, tetapi terasa terlalu didaktik (menggurui) dan kurang subtil. Akibatnya, pesan yang ingin disampaikan terasa dipaksakan dan malah kehilangan kekuatannya.

4. Adegan yang Absurd dan Tidak Masuk Akal

Salah satu adegan yang paling kontroversial adalah ketika seorang pria melempar anjing chihuahua ke udara, lalu anjing itu tertabrak pesawat yang sedang terbang. Adegan ini—terlepas dari niatnya untuk menjadi satir—terasa lebih sebagai shock value yang tidak perlu.

Tak hanya itu, penyakit yang menjadi premis utama film ini juga tidak pernah benar-benar dijelaskan. Kenapa hanya menyerang orang kaya? Bagaimana cara penyebarannya? Tidak ada jawaban yang memuaskan. Hal ini membuat film terasa semakin tidak masuk akal.

5. Ending yang Antiklimaks

Bagian akhir film sebenarnya memiliki potensi yang besar, tetapi eksekusinya justru terasa melempem. Beberapa penonton mungkin akan menemukan kesimpulan film ini sebagai sesuatu yang “cerdas”, tetapi bagi banyak orang, ending-nya justru membuat film ini terasa sia-sia.


Rating Rich Flu (2024): ⭐⭐☆☆☆ (2/5)

Pros:
✅ Konsep unik dan premis menarik
✅ Akting Mary Elizabeth Winstead cukup solid
✅ Beberapa adegan memiliki visual yang kuat

Cons:
❌ Narasi berantakan dan tidak fokus
❌ Karakter kurang berkembang
❌ Kritik sosial terasa datar
❌ Terlalu banyak adegan absurd yang tidak perlu
❌ Ending yang mengecewakan


Apakah Rich Flu (2024) Sudah Tersedia di Streaming?

(Saat artikel ini ditulis: Maret 2025), Rich Flu (2024) masih belum tersedia untuk streaming resmi di Indonesia. Namun, berdasarkan tren perilisan film, ada kemungkinan besar film ini akan segera hadir di Netflix, Disney+ Hotstar, atau Amazon Prime Video dalam beberapa bulan ke depan.

Untuk update ketersediaan streaming di Indonesia, Anda bisa memeriksa tautan berikut:
🔗 JustWatch – Rich Flu (2024)


Kesimpulan: Layak Ditonton atau Tidak?

Jika Anda mencari film thriller satir dengan konsep unik, Rich Flu mungkin menarik untuk ditonton. Namun, jika Anda mengharapkan cerita yang penuh makna dan tajam, film ini kemungkinan besar akan mengecewakan.

Film ini berpotensi menjadi mahakarya, tetapi eksekusinya yang buruk membuatnya terasa seperti peluang yang terbuang sia-sia. Jika Anda tetap penasaran, tonton dengan ekspektasi yang rendah.

Bagaimana menurut Anda tentang film ini? Apakah sepadan dengan hype-nya? Beri tahu pendapat Anda di kolom komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *