Nonton dan Review Film: Singsot: Siulan Kematian (2025) – Teror Mistis dari Mitos Jawa
Singsot: Siulan Kematian (2025)

Nonton dan Review Film: Singsot: Siulan Kematian (2025) – Teror Mistis dari Mitos Jawa

Diposting pada

Pendahuluan

Industri perfilman horor Indonesia terus berkembang dengan menghadirkan kisah-kisah yang mengakar pada budaya dan mitos lokal. Salah satu film terbaru yang menyuguhkan nuansa mistis khas Jawa adalah Singsot: Siulan Kematian (2025). Film ini disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan diadaptasi dari film pendek berjudul sama yang dirilis pada tahun 2016.

Mengangkat mitos larangan bersiul saat Magrib, Singsot menjanjikan teror yang merayap secara perlahan dengan atmosfer menyeramkan yang dibangun secara matang. Lalu, apakah film ini berhasil mengeksekusi premisnya dengan baik? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.


Sinopsis Film Singsot: Siulan Kematian

Berlatar di sebuah desa di Yogyakarta, film ini mengikuti kisah Ipung (Ardhana Jovin Aska Haryanto), seorang anak berusia 13 tahun yang tinggal bersama kakek-neneknya, Mbah Lanang (Landung Simatupang) dan Mbah Wedok (Sri Isworowati).

Seperti kebiasaan pria dewasa di desanya, Ipung tertarik pada burung perkutut dan belajar cara merawatnya dari kakeknya. Salah satu metode untuk berkomunikasi dengan burung tersebut adalah dengan bersiul. Namun, neneknya memperingatkan bahwa bersiul saat Magrib merupakan larangan dalam budaya Jawa karena dipercaya dapat mengundang makhluk halus.

Ipung mengabaikan larangan tersebut dan tetap bersiul menjelang malam. Malam itu juga, ia mengalami mimpi buruk yang tampak nyata, memperlihatkan bayangan kematian yang menghantuinya. Seiring waktu, teror semakin nyata—bukan hanya bagi Ipung, tetapi juga bagi warga desa.

Dapatkah Ipung menemukan cara untuk menghentikan kutukan yang telah dilepaskannya?


Review Film Singsot: Siulan Kematian

1. Alur Cerita dan Eksekusi

Singsot menyajikan kisah yang cukup sederhana namun memiliki akar budaya yang kuat. Cerita tentang mitos bersiul saat Magrib bukan sekadar horor sembarangan, tetapi juga bagian dari kepercayaan masyarakat yang diwariskan turun-temurun.

Sayangnya, meskipun pembangunannya menarik, film ini terasa agak kurang dalam penyelesaiannya. Klimaks yang terburu-buru membuat beberapa bagian cerita terasa kurang memuaskan. Beberapa elemen mitologi yang dihadirkan terasa kurang dijelaskan secara mendalam, terutama terkait hubungan antara dunia nyata dan dunia gaib.

Namun, film ini tetap menarik karena mampu memadukan unsur horor dengan drama yang emosional. Interaksi antara Ipung dan keluarganya memberikan kedalaman karakter yang membuat penonton lebih terhubung dengan cerita.

2. Atmosfer dan Sinematografi

Salah satu kekuatan utama film ini adalah atmosfernya yang mencekam. Penggunaan tata cahaya yang remang-remang, latar pedesaan yang sunyi, serta sound design yang natural semakin memperkuat nuansa horor yang dihadirkan.

Sinematografi dalam film ini juga patut diapresiasi. Ada banyak shot megah yang mampu menangkap keindahan sekaligus kengerian suasana desa di malam hari. Penggunaan suara alam dan kesunyian dalam beberapa adegan justru semakin meningkatkan ketegangan.

3. Akting Para Pemain

Meski tanpa nama-nama besar di industri film nasional, para pemain dalam Singsot memberikan performa yang solid. Ardhana Jovin sebagai Ipung berhasil menghidupkan karakter seorang anak yang polos tetapi keras kepala. Ekspresi ketakutan yang ia tampilkan terasa autentik, membuat penonton ikut merasakan ketegangan yang dialaminya.

Siti Fauziah juga tampil gemilang dalam peran yang berbeda dari karakter ikoniknya sebelumnya. Begitu pula dengan para pemeran lain yang menggunakan logat Jawa dengan natural, sehingga menambah kesan realistis dalam film ini.

4. Elemen Horor: Jumpscare & Efek Visual

Film ini mengandalkan suasana mencekam dan jumpscare yang cukup efektif. Namun, ada beberapa jumpscare yang terasa repetitif dan kurang memberikan dampak maksimal.

Dari segi efek visual, masih ada kekurangan dalam CGI yang digunakan di beberapa adegan. Namun, penggunaan efek praktikal dalam film ini cukup baik, terutama dalam makeup dan desain makhluk gaib yang muncul.

5. Keunikan dan Nilai Budaya

Yang membuat Singsot berbeda dari horor Indonesia lainnya adalah kedekatannya dengan budaya lokal. Film ini tidak hanya mengandalkan kengerian makhluk gaib, tetapi juga menyelipkan pesan moral tentang pentingnya mendengarkan nasihat orang tua dan menghormati adat istiadat.

Tanpa unsur religi yang terlalu eksplisit, film ini tetap berhasil menghadirkan suasana mistis yang berakar dari kepercayaan masyarakat Jawa.


Rating Film Singsot: Siulan Kematian

3.5/5

Film ini memiliki banyak potensi dan mampu menghadirkan atmosfer horor yang kuat. Akting para pemainnya juga menjadi nilai tambah. Namun, alur cerita yang kurang maksimal di bagian akhir dan CGI yang masih perlu perbaikan membuatnya belum mencapai level terbaik.

Meski begitu, Singsot tetap layak ditonton bagi pecinta horor yang menginginkan sesuatu yang berbeda dari film horor Indonesia pada umumnya.


Platform Streaming di Indonesia

Saat artikel ini ditulis (Maret 2025), Singsot: Siulan Kematian masih belum tersedia untuk opsi streaming. Namun, berdasarkan tren film horor Indonesia sebelumnya, kemungkinan besar film ini akan tersedia di platform seperti:

  • Netflix Indonesia
  • Disney+ Hotstar
  • Amazon Prime Video
  • KlikFilm

Untuk informasi terbaru mengenai ketersediaan streaming film ini, kunjungi tautan berikut:
🔗 JustWatch – Singsot: Siulan Kematian


Kesimpulan

Singsot: Siulan Kematian adalah film horor Indonesia yang menawarkan pengalaman menegangkan dengan sentuhan budaya Jawa yang kuat. Dengan sinematografi yang apik, akting solid, dan atmosfer horor yang menyeramkan, film ini bisa menjadi pilihan tontonan yang menarik, meskipun masih memiliki beberapa kekurangan dalam aspek cerita dan efek visual.

Bagi kamu yang suka film horor dengan nuansa mistis lokal, jangan lewatkan kesempatan untuk menonton Singsot: Siulan Kematian di bioskop! Setelah menontonnya, bagikan pendapatmu di kolom komentar dan diskusikan bersama!

Apakah kamu berani bersiul di malam hari setelah menonton film ini? 👻😱

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *